Debat Pilpres Ketiga Tak Seimbang, Ulama Melawan Politisi
Foto: Tribunnews
Sumber.com - Debat Capres Ketiga akan digelar pada Minggu (17/3). Dalam debat kali ini akan mempertemukan dua Calon Wakil Presiden yaitu Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno. Pengamat Politik dari Kedai Kopi, Hendri Satrio menilai bahwa debat kali ini tidak berimbang.
Pasalnya, Ma'ruf adalah ulama yang kata-katanya tidak bisa dibantah. Pemikiran tersebut, kata Hendri, akan menyulitkan Sandi yang memang akan melawan Ma'ruf di debat ini.
"Kalau sepengetahuan saya itu ulama itu enggak boleh didebat. Ulama ini kan levelnya di atas kita. Ini kan guru kita. Kalau ulama bicara kita harus ikutin, itu kata guru agama saya," kata Hendri saat berbicara dalam diskusi Kedai Kopi, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
Hendri menegaskan bahwa dalam debat tersebut Sandi yang merupakan politisi tidak akan bisa membantah Ma'ruf.
"Kalau misalnya besok debatnya antara Kiai Ma'ruf sebagai ulama melawan Sandi sebagai politisi, ini enggak imbang," sambungnya.
Dia juga mencontohkan apabila Ma'ruf mengataka sesuatu, maka Sandi harus menurutinya. Sebagai ilustrasi, jika Ma'ruf membahas pendidikan maka mau tidak mau Sandi harus Dawuh Kyai.
"Apa yang dilakukan Sandi bila Pak Ma'ruf sudah mengeluarkan kata-kata. Misalnya tentang pendidikan, kiai Ma'ruf bilang pendidikan adalah a , b, c, d, e, mau tidak mau Sandi akan Dawuh Kyai. Yasudah selesai," bebernya.
Namun begitu, bukan berarti bahwa tidak mungkin debat kali ini tidak akan menarik untuk disaksikan. Syaratnya, Ma'ruf harus berani melepaskan jaket ulamanya sehingga dia bisa berdebat dengan Sandiaga agar debat tidak menjadi searah.
"Enggak maksud saya, alangkah baiknya kalau besok kita mau melihat debat seru. Kiai Ma'ruf harus mau melepas jaket ulamanya," pungkasnya.