PSI, Duri Dalam Koalisi?

PSI, Duri Dalam Koalisi?

psi jokowi

Ilustrasi Via Blogger

 

Sumber.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merupakan sosok baru dalam dunia poltik tanah air. Meski 'anak bawang', manuver-manuver PSI tak jarang memicu kegaduhan. Tak hanya dari oposisi, serangan balik kerap didapatkan dari partai koalisi. 

 

Teranyar, Ketua Umum PSI Grace Natalie sempat mengkritik soal partai nasionalis. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kemudian tak terima dan menyerang balik PSI. PDIP menyebut bahwa mestinya partai yang berada dalam koalisi harus bersatu, namun langkah yang dilakukan PSI dinilai kurang tepat.

 

"Namanya memenangkan nomor 1 kan harus satu padu, nah ini sementara ada yang mengambil momen-momen di tikungan ini sebenarnya kurang tepat, akhirnya kan semua yang lain juga menjawab," kata Wakil Sekjen PDIP Eriko Sotarduga di Kompleks DPR RI, Jakarta, Kamis (14/3).

 

Sikap PSI yang mengkritik PDI P ini pun dinilai Eriko sama artinya dengan mengkritik Jokowi sebagai capres yang didukung PSI. Pasalnya, Jokowi merupakan kader PDIP.


Eriko menambahkan, PSI seharusnya belajar bahwa suatu partai politik dalam meraih kepercayaan adalah melalui proses yang panjang dan tak bisa instan. Sikap PSI yang menyerang partai lain, apalagi partai yang merupakan koalisinya dinilai Eriko justru tidak akan mampu meraih simpati masyarakat.

"Masyarakat Indonesia juga tidak begitu senang dengan katakan menjelek-jelekman yang lain," kata Eriko.

 

Sebelumnya, Golkar juga mengkritik soal manuver PSI tentang kebohongan awards yang disematkan pada Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Namun PSI malah menyerang balik Golkar dengan membeberkan kasus korupsi yang menjerat kader partai berlambang beringin itu.

 

Pakar komunikasi politik Universitas Bunda Mulia Silvanus Alvin menilai bahwa yang dilakukan PSI justru merugikan koalisi.

 

"PSI tampak kurang bisa bersinergi dengan partai-partai pendukung Jokowi lainnya. Golkar yang menegur soal Kebohongan Award malah dibalas PSI soal kasus korupsi di partai berlambang beringin itu," kata dia.

 

Sebagai partai baru, Alvin menilai PSI perlu melakukan gimmick political marketingdemi mendapat sorotan media dan menjadi bahan perbincangan publik. Namun, Alvin menilai sebagai bagian dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, langkah yang dilakukan PSI dapat dikatakan membuat gaduh. PSI berpotensi menjadi duri dalam koalisi Jokowi.



Alvin pun menyarankan PSI lebih berhati-hati dalam menentukan sikap ke depan agar tidak menjadi bumerang bagi elektabilitas partai maupun Jokowi-Ma'ruf. Terutama menjaga harmoni dengan partai koalisi lain agar tidak menimbulkan kesan perpecahan.



Jokowi juga diminta agar turun tangan mengkonsolidasikan partai pendukungnya agar tetap berjalan harmoni dan menjauhkan kesan perpecahan.



"Jangan sampai gimmick Kebohongan Award ini malah memicu konflik internal di kubu Jokowi-Maruf. Oleh karena itu, tidak salah pula bila Jokowi dan atau Maruf turun tangan menegur PSI," katanya.

 

Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Satria Aji Imawan menilai cara-cara yang dilakukan PSI tidak akan banyak memengaruhi hubungan dalam internal koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.



"Sebab, sebagai partai baru, PSI tidak memiliki banyak massa. Kalaupun ada, sangat bisa dipetakan, misalnya milenial. Itu pun mungkin dari kelas ekonomi tertentu (atas, menengah, dan menengah atas)," kata Aji.