Slank dan Kemesraan Dengan Penguasa

Slank dan Kemesraan Dengan Penguasa

jokowi masih dipercaya slank untuk memajukan indonesia di periode kedua

Foto: Merdeka

 

Sumber.com - Siapa tak kenal Slank? Grup band papan atas yang dianggap sebagai legenda hidup musik tanah air. Ngehits di tahun 90an, hingga saat ini penampilan band yang bermarkas di Potlot itu kerap dinantikan pemirsa musik. 


Lagu-lagunya pun masih hilir mudik terdengar. Semacam 'Terlalu Manis, 'Tong Kosong' hingga 'Virus' kerap berkumandang, entah itu dinyanyikan oleh Slank sendiri atau musisi lain. Banyak juga pengamen yang menjual lagu Slank untuk sekedar meraup pundi-pundi rupiah di jalanan. 

Pada mulanya, dalam lagu Slank sering berbicara urusan asmara. Ada juga lirik yang menyuarakan kaum marginal, seperti suara kritik yang dilontarkan untuk penguasa. Sebentuk protes atas ketakpuasan pada situasi politik tanah air.


Seperti yang terlihat dalam lagu berbahasa Inggris dengan judul Funkin Politik berikut,

Vibrations of the music rhythm

Its so powerfull soulfull

Makes you groovin', movin' dancin'

Then became intrance

F*ckin politix don't like the etiks 2x
 

Don't look to the Governments sights


There's too much hipokrit fights

Don't see the governments eyes

You better look into my arts




Lirik lagu tersebut mengukuhkan kesan anti politik dalam band yang divokali Kaka itu. Ada ketaksetujuan dalam cara pandang terhadap politik terutama pada penguasa. Kurang lebih, Slank menyebut bahwa dunia politik tidak etis, daripada menjadi politisi lebih baik menikmati lagu-lagu Slank. 


Namun begitu, tidak seperti apa yang terbesit dalam lagu, Slank bukanlah anti politik. Belakangan, Slank justru malah berpolitik. Band ini awal kali masuk dalam lingkaran politik dukung mendukung pada Pilgub DKI 2012 lalu. Saat itu, Slank mendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).


Markas Slank di Potlot, Jaksel, bahkan kala itu sempat didatangi Jokowi. Manager Slank, Bunda Ifet saat itu mengatakan para personel Slank sudah mengenal Jokowi sejak dua tahun sebelumnya.

Drumer Slank, Bim-Bim, saat itu memang dengan tegas mengukuhkan pandangan politiknya.

"Gue selama ini golput. Kalau ada pilihan, gue milih. Mungkin tahun ini kotak-kotak," kata Bimbim saat itu.

Tak cukup di Pilgub DKI 2012, pada Pilpres 2014 lalu, Slank juga secara terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK).



"Dia dekat dengan rakyat dan kebijakannya pun selalu berpihak pada rakyat," kata vokalis Slank, Kaka tahun 2014 lalu.


Saat itu, Kaka mengatakan, Indonesia membutuhkan pemimpin seperti Jokowi. Dia yakin Jokowi yang merakyat bisa membuat negeri ini lebih baik. Sementara itu Bimbim menilai Jokowi tipikal pemimpin yang tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Sosoknya juga tegas.


Hubungan Slank dan Jokowi sangat mesra kali itu. Jokowi mengunjungi Markas Slank di Gang Potlot. Jokowi menyebut Slank adalah Pelopor Revolusi Mental Indonesia.


Slank punya peran besar dalam penggalangan massa dalam kampanye Jokowi. Beberapa yang besar adalah Deklarasi Revolusi Harmoni untuk Revolusi Mental yang digelar di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Rabu (11/6/2014).


Puncaknya adalah Konser Salam Dua Jari yang digelar Sabtu (5/7/2014) lalu di Gelora Bung Karno, Jakarta. Puluhan ribu pendukung Jokowi tumpah ruah di sana. Slank tak sendiri, ada 200 artis dan seniman yang juga memeriahkan acara besar tersebut.


Setelah Jokowi menang, Slank mencoba menarik diri. Bimbim pernah menyatakan kekecewaannya saat Jokowi menunjuk Komjen Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Menurut Bimbim, Slank sudah menyerahkan daftar 46 bersih yang layak dipilih Jokowi untuk calon menteri dan pejabat.

2019, Slank balik lagi. Dukungan politiknya tetap sama. Kini, Slank mengusung Gerakan #BarengJokowi untuk mendukung pasangan calon (paslon) Presiden dan Wakil Presiden nomor urut satu, Jokowi-Ma'ruf Amin. 

Ini kali Slank tak sendiri. Bimbim mengatakan, ada ratusan artis yang bekerjasama dan bergabung dalam gerakan dan lagu #BarengJokowi. Meskipun awalnya hanya 33 artis ikut serta bersama Slank untuk menjalani gerakan dukung Jokowi dua periode, sampai saat ini sudah ada 107 partisipan dalam gerakan tersebut.



"Awalnya kan 33, makin ke sini makin bertambah dan jadi 107 musisi dan seniman," ujar Bimbim saat jumpa pers #BarengJokowi di markas besar Slank, di Gang Potlot, Jakarta Selatan, Jumat 15 Maret 2019.

Dukungan tersebut menuai polemik. Banyak yang nyinyir. Musababnya, Slank ikut serta dalam acara Apel Kebangsaan di Jawa Tengah yang konon menggunakan anggaran sebesar 18 miliar. Banyak netizen protes. Tagar #Slankmakanduitrakyat sempat jadi trending di linimasa. 

Sesungguhnya dukungan politik merupakan hak semua orang. Di luar negeri, hal seperti ini sudah menjadi lumrah. Ambil contoh saat Pilpres Amerika Serikat lalu, sejumlah artis kenamaan terang-terangan mengumumkan dukungannya kepada salah satu calon dan rela ikut dalam kampanye.

Demikian juga dengan Slank. Semua personel di dalamnya bebas menentukan pilihan politik. Begitu juga dengan Slankers, tak ada larangan untuk memberikan dukungan politik pada siapa saja, terlepas dari dukungan Slank untuk siapa. 

Namun tak bisa dipungkiri, dukungan Slank terhadap penguasa akan membuat citra Slank sendiri sedikit luntur, mengingat bayangan orang tentang Slank yang sejak awal eksis kerap menyuarakan pandangan yang anti penguasa. 

Jadi apa yang termaktub dalam lirik lagu diatas sama sekali berbeda dengan situasi Slank yang saat ini, betapa mesranya mereka dengan Calon Presiden Petahana Joko Widodo. 

Paling tidak, dalam setiap konsernya Slank tak akan lagi menyayikan lagu berbahasa Inggris tersebut. Slankers juga tidak boleh kecewa jika nantinya, di panggung, Slank bakal lebih banyak bernyanyi lagu yang mewakili idealismenya saat ini. 

Semisal lagu yang bertajuk Mars Slankers, 



"Kerja kerja ayo kita kerja!"