Mendag Enggar Bantah Beri Duit Ke Bowo Sidik Karena Beda Partai

Mendag Enggar Bantah Beri Duit Ke Bowo Sidik Karena Beda Partai

b01ce11d 710b 4d4e b3f1 6c21ae206d65 169

Foto: CNNINdonesia

 

Sumber.com - Ruang kerja Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Senin (29/4). Penggeledahan dilakukan sebagai bagian penyidikan dugaan penerimaan gratifikasi dengan tersangka anggota Komisi VI DPR RI Bowo Sidik Pangarso (BSP).

Kantornya digeledah, Mendag Enggar angkat bicara. Dia mengatakan bahwa dirinya tidak bisa dikaitkan dengan kasus amplop serangan fajar yang menjerat Politisi Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso. Menurut dia tudingan bahwa dirinya memberikan duit ke Bowo tidak benar, alasannya karena dirinya dan Bowo berbeda partai. 

 

"Saya yakin betul enggak ada, dia dari Golkar, saya dari Nasional Demokrat," kata Enggar di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/4).

Dia melanjutkan bahwa tidak ada kepentingan Kemendag dalam hal ini untuk memberikan uang suap kepada Bowo. Apalagi, dia menyebut bahwa ijin impor hanya dimiliki oleh Kemendag itu sendiri. Lebih lanjut Enggar mengatakan bahwa KPK membawa sejumlah alat bukti dari Kantor Kemendag, namun dia tidak tahu apa saja yang dibawa. 

 

Sementara, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan bahwa pihaknya memang membawa sejumlah bukti diantaranya berupa dokumen-dokumen dan barang bukti elektronik. 

 

"Dokumen-dokumen dan barang bukti elektronik yang disita tersebut akan kami pelajari lebih lanjut sebagai bagian dari bukti untuk menelusuri sumber gratifikasi yang diterima oleh BSP (Bowo Sidik)," kata Febri melalui keterangan tertulis. 

 

Sebagai informasi, Bowo bersama Marketing Manager PT HTK, Asty Winasti dan Indung, sebelumnya ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka suap kerja sama distribusi pupuk PT PILOG dengan PT HTK. Bowo diduga meminta komisi kepada PT HTK atas biaya angkut yang diterima sejumlah US$2 per metric ton. Tercatat enam kali penerimaan yang diduga telah terjadi sebelumnya di sejumlah tempat sebesar Rp221 juta dan US$85.130.



Saat diperiksa KPK, Bowo menyebut uang dalam amplop serangan fajar yang rencananya dibagikan di Jawa Tengah untuk meloloskannya sebagai caleg salah satunya adalah berasal dari menteri dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi.