Meski Korban Tewas Paling Banyak, TKN Sebut Pemilu 2019 Terbaik
Foto: Kumparan
Sumber.com - Pemilu 2019 terus memakan korban tewas. Teranyar, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan bahwa setidaknnya ada 90 petugak KPPS yang meninggal dunia, kebanyakan tewas karena kelelahan. Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini menyebut terjadi peningkatan korban jiwa pada Pemilu Serentak 2019.
Korban jiwa yang dimaksud Titi adalah para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
"Jadi memang tahun ini (2019-red), kalau saya bandingkan dengan 2004, 2009, dan 2014, 2019 adalah peristiwa di mana korban jiwa itu paling banyak," ungkap Titi di kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Minggu 21 April 2019.
Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto mengatakan, Pemilu 2019 adalah terburuk pascareformasi. Menanggapi asumsi tersebut, Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - Ma'ruf Amin justru mengatakan hal yang sebaliknya, bahwa Pemilu 2019 adalah pesta demokrasi yang terbaik.
Direktur Bidang Saksi Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Lukman Eddy mengatakan bahwa jumlah pemilih pada pemilu serentak kali ini mencapai angka tertinggi dibali negara demokrasi lain.
"Dari sisi ini pemilu di Indonesia menjadi pemilu dengan partisipasi tertinggi di negara-negara demokrasi, terutama dengan sistem rekruitmen pemilih secara pasif (sukarela)," ucap Lukman di Jakarta, Minggu, 21 April 2019.
Lukman pun mengatakan bahwa penyelenggaraan pemilu kali ini berlangsung lancar tanpa adanya situasi yang mengarah pada konflik yang keras.
"Negara dalam keadaan aman dan tenteram, tidak seperti negara lain proses periodesasi kepemimpinan selalu menghadapi konflik yang keras," ungkap politikus PKB ini.
Kemudian, menurut dia, pilar-pilar demokrasi berjalan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Tidak ada yang merasa terhambat aspirasinya. Partai politik, penyelenggara pemilu, media massa dan masyarakat, mengikuti semua tahapan dengan baik.
"Tahapan-tahapan pemilu, mulai dari rekruitmen penyelenggara, rekruitmen peserta pemilu, rekruitmen kandidat, masa kampanye, masa minggu tenang, hari H pemilu, dan sekarang penghitungan dan rekapitulasi berjalan dengan baik. Mudah-mudahan masa penetapan anggota legislatif dan presiden terpilih juga sesuai jadwal," jelas Lukman.
Lebih lanjut Lukman menyebut bahwa pemilu di Indonesia kali ini bisa dijadikan contoh oleh negara lain.