Tumbal Pesugihan Demokrasi, Korban Jiwa Pemilu 2019 Harus Tembus 1000 Jiwa?
Foto: Konfrontasi
Sumber.com - Pemilu 2019 belum usai. Setidaknya, masyarakat masih harus menunggu hingga tanggal 22 Mei 2019 untuk memastikan siapa presiden terpilih dan mana saja yang lolos ke parlemen. Namun meski perhitungan suara masih berlangsung, pesta demokrasi ini meninggalkan duka yang mendalam.
Setidaknya ada ratusan jiwa yang meregang nyawa, sementara ada ribuan orang yang kini tengah dirawat di rumah sakit. Mereka adalah Petugas KPPS yang bertugas di lapangan. Diduga, mereka mengalami sakit hingga meninggal dunia karena faktor kelelahan.
Data Kementerian Kesehatan melalui dinas kesehatan tiap provinsi mencatat petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang sakit sudah mencapai 11.239 orang dan korban meninggal 527 jiwa. Berdasarkan siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Kamis (16/5/2019), seperti dikutip Antara, jumlah korban sakit dan meninggal tersebut hasil investigasi Kemenkes di 28 provinsi per tanggal 15 Mei 2019.
Hingga saat ini, tak ada alasan pasti terutama soal alasan para Petugas KPPS harus meregang nyawa. Meski dirumorkan karena faktor kelelahan namun penjelasan medis menyebutkan bahwa tidak ada orang yang bisa meninggal dunia karena kelelahan, kecuali dipicu oleh penyakit kronis.
Pakar Spritual Ki Dadigaro mengomentari kejanggalan tersebut. Tentunya, dia melihatnya dari sisi klenik.
Menurut pengamatan dirinya, dia mendengar rumor
"Ada rumor yang mengatakan bahwa korban akan mencapai 1.000 jiwa hingga tanggal 22 Mei nanti karena ini adalah tumbal pesugihan demokrasi." kata dia dalam sebuah pernyataan yang beredar di media sosial.
Dia mengatakan bahwa ada satu kekuatan besar yang berusaha untuk melawan rakyat yang ingin ada perubahan. Banyaknya kematian Petugas KPPS, lanjut dia, disebabkan oleh kekuatan kasat mata itu.
"Dari kacamata spiritual, tewasnya ratusan petugas KPPS karena dipengaruhi kekuatan besar yang kasat mata. Ketika rakyat menginginkan perubahan, ada sosok-sosok besar dan menyeramkan yang sengaja diturunkan oleh satu kekuatan spiritual untuk menggagalkan perubahan." sambungnya.
Lebih lanjut, dia menyebut bahwa kekuatan lain yang berasal dari alam gaib itu sengaja diundang oleh sekelompok paranormal atau dukun yang mempengaruhi manusia. Kelompok dukun ini digunakan oleh sekelompok orang untuk memperkuat upaya agar mendapatkan Wahyu Keprabon sehingga bisa meraih kekuasaan yang pada dasarnya bukan miliknya.
"Kekuatan-kekuatan lain dari alam gaib itu sengaja diundang sekelompok paranormal atau dukun untuk mempengaruhi jiwa-jiwa manusia yang rapuh dalam iman dan ketakwaan. Sekelompok dukun ini sengaja digunakan untuk memperkuat upaya mendapatkan Wahyu Keprabon agar dapat meraih kekuasaan yang sesungguhnya bukan miliknya." sambungnya.
Dia juga mengatakan bahwa kelompok tersebut melakukan berbagai cara agar tujuannya tercapai, walaupun harus dengan menghilangkan nyawa orang lain.
"Kekuatan besar itu menggerakkan pikiran orang-orang untuk berbuat keji dengan berbagai cara dan upaya agar tujuan seseorang dan kelompoknya itu dapat tercapai kendati harus menghilangkan nyawa orang lain." sebutnya.