Akan Ditutup, Sirkulasi Duit di Kawasan Esek-Esek Sunan Kuning Capai 1 Miliar Perhari
Foto: Tribunnews
Sumber.com - Kawasan esek-esek Sunan Kuning akan ditutup. Dijadwalkan kawasan tersebut tidak boleh lagi beroperasi hingga 15 Agustus 2015. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang, Fajar Purwoto didampingi kepolisian, TNI, Dinas Sosial Kota Semarang dan pengelola SK melakukan sosialisasi pada penduduk dan pengelola tempat hiburan di sana.
Fajar mengatakan pemerintah tidak akan hanya asal menutup namun juga menyiapkan jalan keluar bagi pekerja di sana. Ia pun menilai jika ada kekhawatiran terkait rencana tersebut merupakan hal yang wajar.
"Pemerintah tidak mungkin lepas tangan, kami juga yakin mbak-mbak ini terpaksa bekerja seperti ini," kata Fajar usai pertemuan sosialisasi di SK, Selasa (18/6/2019).
Meski identik dengan kawasan prostitusi, Sunan Kuning ternyata secara finansial mampu membuat aktivitas ekonomi warga menjadi hidup. Setidaknya ada perputaran uang sebanyak 1 miliar perhari, dari pendapatan termasuk tips pelanggan, serta berbagai aktivitas usaha yang ada.
“Kalau dihitung secara total, melihat dari seluruh aktivitas usaha yang ada, termasuk uang tips dari pelanggan, dalam sehari rata-rata bisa mencapai Rp 1 miliar,” ungkap Ketua Resosialisasi Argorejo Suwandi dilansir Tagar, Selasa 18 Juni 2019.
Ada beberapa kecil yang bisa dilihat di kawasan tersebut. Selain tempat hiburan berupa karaoke, ada juga warung makan, kelontong, toko busana hingga distributor sepatu. Da pula yang menjual alat kontrasepsi maupun kosan ataupun wisma untuk pelanggan yang ingin menginap.
Suwandi menyatakan dari sekian banyak jenis usaha tersebut, setidaknya ada 10 ribu orang yang menggantungkan hidupnya di Sunan Kuning.
“Mulai dari warga setempat, mbak-mbak yang berjumlah 476 orang, sales kontrasepsi dan obat-obatan, penjual asongan, distributor kebutuhan pokok maupun kebutuhan lain, sales rokok, tukang parkir, operator karaoke dan lain sebagainya, ada 10 ribu orang yang melakukan usaha di sini,” sambungnya.