IPW: Keluarga Cendana 'Big Dalang' Rusuh 22 Mei

IPW: Keluarga Cendana 'Big Dalang' Rusuh 22 Mei

neta s pane

Ilustrasi Neta S Pane Via Blogger

 

Sumber.com - Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait kerusuhan pada Aksi 22 Mei lalu. Meski ada beberapa orang yang diduga terlibat sebagai otak, Indonesian Police Watch (IPW) menyebut bahwa 'Big Dalang' dari kerusuhan tersebut adalah Keluarga Cendana. 

 

Demikian disampaikan Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam dialog Prime Talk di Metro TV tadi malam. Diketahui isitilah Keluarga Cendana berarti keluarga dekat Soeharto.

 

"Keluarga Cendana (big dalang)" kata Neta Rabu (12/6). 

 

Neta juga mengatakan bahwa sebetulnya polisi juga sudah mengetahui informasi tersebut. Lebih lanjut dia juga mengatakan bahwa seperti diberitakan Majalah Tempo, bahwa Tim Mawar memilik peran yang cukup besar. 

 

"Polisi sih sebenarnya sudah tahu juga. Dapaun ditengahnya itu seperti diungkap majalah Tempo, Tim Mawar itu masih berperan sekali" tambah dia.

 

Sebelummya, Tempo menyorot beberapa Eks Anggota Tim Mawar yang disinyalir terlibat dalam Aksi 22 Mei. Beberapa nama jenderal pun sempat muncul. Mantan anggota Tim Mawar, Fauka Noor Farid ditengarai berada di belakang peristiwa kerusuhan itu. Dugaan keterlibatan Fauka itu diungkap dalam laporan Majalah Tempo edisi 10 Juni 2019. 

 

Fauka sendiri saat ini terlibat di politik bersama Gerindra, partai besutan Prabowo Subianto. Namanya tertera sebagai Juru Kampanye Nasional Partai Gerindra untuk Pemilu 2014. Saat ini, dia menjabat Ketua Bidang Pendayagunaan Aparatur DPP Partai Gerindra.

 

Sementara, Neta menyebut bahwa Cendana dalam Aksi 22 Mei hanya bertujuan untuk membuat bargaining, tanpa membuat chaos.

 

"Kalau untuk membuat chaos, Pasar Tanah Abang pasti mereka bakar. Tapi ini bargaining" sambungnya. 

 

Disebutkan bahwa Cendana tidak akan mampu membuat chaos karena menggunakan preman. Menurut Neta, jika menggunakan mahasiswa maka kemungkinan chaos bisa saja terjadi. 

 

"Karena mereka hanya menggunakan preman, yang bisa membuat chaos itu kan mahasiswa. Mahasiswa itu tidak ada tolak ukur ekonomi, kalau preman, begitu dananya kurang mereka ga mau aksi. Mahasiswa, mereka juga militan makin dipukul polisi mereka makin eksis." bebernya. 

 

Sedangkan menurut Pane, ketika preman berhadapan dengan polisi biasanya mereka takut.

 

"Preman, begitu berhadapan dengan polisi mereka takut" pungkasnya.

 

 

 

"