Jelang Derby Milan, Ini 3 Kelemahan Inter yang Harus Dimanfaatkan oleh Milan

Jelang Derby Milan, Ini 3 Kelemahan Inter yang Harus Dimanfaatkan oleh Milan

Derby Milan

Derby Milan via twitter/teammilan

 

Sumber.com - Derby Milan akan digelar pada 17 Maret 2019 mendatang. Di pertemuan pertama yang berlangsung Oktober 2018, Inter Milan unggul 1-0 melalui gol Icardi di menit-menit akhir kala para pemain Milan lengah. Namun ada yang berbeda jelang derby Milan kali ini, AC Milan dalam kondisi siap tempur untuk bertanding dengan suasana internal lebih kondusif pasca 10 laga belum terkalahkan dan merebut posisi 3 Serie A dari tangan Inter 2 pekan lalu.

 

Sebaliknya Inter justru tidak konsisten di Liga, memiliki masalah internal sejak Icardi menolak untuk bermain pasca dicabutnya ban kapten dari tangannya serta baru saja tersingkir di ajang Europa League dari Eintracht Frankfurt kala kalah dikandang dengan skor 0-1. Inter pun kini berada di posisi 4 dengan poin 50 dan dirongrong oleh AS Roma yang berbeda 3 poin dibawahnya.

 

Tim redaksi sumber.com setidaknya mencatat 3 hal titik kelemahan Inter yang harus dieksploitasi oleh Milan dalam Derby Milan nanti. Apa saja? 

 

1. Para pemain Inter sering nervous dan lengah di menit-menit awal maupun akhir pertandingan

 

Dari 5 pertandingan terakhir Inter dimana Inter hanya 1 kali menang 2 kali imbang, 2 kali kalah. Dalam laga melawan Eintracht Frankfurt terlihat para pemain Inter merasa tertekan dan nervous yang ujung-ujungnya membuat kesalahan. Hal ini terjadi pula saat melawan Fiorentina dimana gol bunuh diri De Vrij justru terjadi saat waktu belum menunjukkan 1 menit. Dan  mereka pun kebobolan di menit akhir saat ditahan imbang 3-3

 

 

Berbagai tekanan yang muncul dalam tim tidak bisa diredam oleh para pemain senior macam Ivan Perisic, Radja Nainggolan atau Samir Handanovic. Spalleti bahkan mengkritik sendiri anak asuhnya dengan mengatakan timnya banyak berbuat kesalahan dan dihukum oleh tim-tim yang efektif dalam mencetak gol seperti Eintracht Frankfurt dan Cagliari.

 

2. Inter jelas kehilangan Icardi dan Milan sebaliknya punya Piatek

 

Kehadiran 2 pemain baru dengan harga masing-masing 35 juta euro dalam diri Piatek dan Paqueta jelas membuat Milan berubah sejak 2019. Milan bersama Juve bahkan sama-sama belum terkalahkan di Serie A di 2019. Piatek pun menjelma menjadi top scorer AC Milan dengan 6 gol dan juga Genoa dengan 13 gol. Total musim ini Piatek sudah mencetak 19 gol di Serie A alias kedua terbanyak dibawah Fabio Quagliarella dengan 20 gol. 

 

 

Sebaliknya Icardi yang dikabarkan mengalami cedera lutut dan tak pernah main lagi sejak dicopot dari ban kapten justru dikabarkan akan meninggalkan Inter untuk bergabung dengan Real Madrid. Icardi terakhir mencetak gol pada Desember 2018 lalu. Penggantinya Keita Balde maupun Lautaro Martinez bukanlah striker yang bisa menentukan seperti Icardi. Inilah yang harus dimanfaatkan Milan dan jangan lengah dengan kebobolan.

 

3. Cara main Inter lebih banyak bertumpu pada Ivan Perisic

 

Jika Gattuso paham, sebaiknya Milan harus menempatkan satu orang disisi kanan pertahanan untuk mengawasi satu orang pemain paling berbahaya di Inter yaitu Ivan Perisic. Serangan-serangan Inter lebih banyak bertumpu lewat sisi kiri karena ada Perisic yang sering berakselerasi sendiri atau memberikan umpan silang. Itulah gaya main Inter kala ditangani Spaletti. Dua bek kanan Milan saat ini Calabria maupun Andrea Conti adalah bek sayap yang agresif.

 

Bisa jadi jika keduanya keteteran, Gattuso lebih memilih Ignazio Abate yang lebih disiplin bertahan dan juga menempatkan Bakayoko ketimbang Biglia untuk mengawasi Radja Nainggolan yang sering mencetak gol melalui tembakan jarak jauh. Hal yang membuat Milan bisa tenang, penampilan Gigio Donnarumma saat ini lebih baik dan sudah konsisten. Donnarumma sudah mencatatkan 9 clean sheat dimana 5 laga tidak kebobolannya dilakukan di 2019.

 

Derby Milan pun akan semakin menarik karena ini mengenai gengsi dan juga perebutan tempat di zona Liga Champions. Siapapun tahu, baik Inter maupun Milan pastinya ingin mengembalikan supremasi mereka di Liga Champions baik prestasi maupun finansial yang didapat dari ajang tersebut. Menurut Kawan Sumber siapa yang pantas diunggulkan?