Pembantaian Brutal Di Mesjid, Politisi Ini Salahkan Umat Muslim
Foto: Jennifer Leclaire
Sumber.com - Brenton Tarrant, seorang pria 28 tahun asal Australia, melakukan aksi brutal dengan membantai umat muslim di dua mesjid di Christchurch, New Zealand. Setidaknya ada 49 orang yang tewas atas insiden tersebut.
Politisi kontroversial Australia, Fraser Anning, justru menyalahkan umat muslim atas insiden tersebut. Tak lama setelah pembantaian di dua masjid di kota Christchurch, Anning yang mewakili negara bagian Queensland di Senat Australia itu, berkomentar lewat serangkaian cuitan di Twitter.
"Apakah ada yang masih membantah hubungan antara imigrasi Muslim dan kekerasan?" demikian salah satu cuitannya seperti dilansir media Telegraph, Jumat (15/3/2019).
Dia mengatakan bahwa sebab musabab tersangka melakukan pembantaian adalah karena maraknya imigrasi yang memungkinkan kaum muslim untuk pindah ke Selandia Baru.
"Penyebab pertumpahan darah sesungguhnya di jalanan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum Muslim fanatik untuk bermigrasi ke Selandia Baru," sambungnya.
Dia juga menegaskan bahwa beberapa komunitas di Australia dan Selandia Baru merasa khawatir dengan meningkatnya keberadaan kaum muslim.
"Penembakan hari ini di Christchurch menyoroti ketakutan yang berkembang dalam komunitas kita baik di Australia maupun Selandia baru atas meningkatnya keberadaan Muslim," tulisnya dalam cuitan lain.
Asumsi tersebut lantas mendapat reaksi keras dari pengguna media sosial. Salah seorang netizen menilai Anning tidak pantas menuding Islam sebagai kaum yang disalahkan. Dia pun meminta Anning untuk mencopot jabatan publik karena dinilai tidak pantas.
"Anda maksud, di hari ketika seorang nasionalis kulit putih membunuh para muslim, maka yang salah adalah muslim? Anda seharusnya kehilangan pekerjaan Anda atas pernyataan ini. Ini mengerikan," tulis pengguna Twitter, Tom Coates.
Diketahi insiden pembantaian tersebut terjadi di dua mesjid. Hingga saat ini, menurut KBRI Wellington, ada 49 orang tewas, terdiri atas 41 orang di Masjid Al Noor, 7 orang di Masjid Linwood, dan seorang lagi tewas saat dirawat di RS pascapenembakan. Selain itu, ada puluhan orang yang masih dirawat di rumah sakit akibat peristiwa itu.
Di antara korban luka, terdapat dua orang WNI yang merupakan ayah-anak bernama, Zulfirmansyah dan Mohammad Rais. Ada juga seorang WNI bernama Muhammad Abdul Hamid yang masih dinyatakan hilang.