Korban Terus Berjatuhan, Sandiaga Usul Perhitungan Suara Dihentikan
Foto: Tempo
Sumber.com - Korban Tewas Pemilu 2019 terus berjatuhan. Berdasarkan data dari KPU yang disampaikan Komisioner Evi Novida Ginting Manik, Minggu (28/4/2019), total ada 287 anggota KPPS dari 34 provinsi yang wafat. Angka itu dikumpulkan hingga pukul 13.00 WIB. Sedangkan jumlah anggota KPPS yang sakit ada 2.095 orang.
Mantan Wakil Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengomentari banyaknya jumlah korban jiwa di Pemilu Serentak 2019. Sandi mengatakan bahwa mestinya dilakukan langkah antisipatif agar korban tidak terus bertambah. Sandi mengusulkan bahwa jika diperlukan untuk sementara perhitungan suara dihentikan dulu.
"Ini mesti dicari (solusinya). Karena apabila diteruskan (perhitungan suara) seperti ini, korban terus berjatuhan," ucap Sandiaga, di Jakarta, Minggu (28/4/2019).
Sandi mengatakan bahwa dirinya berharap agar permasalahan ini dikaji untuk mengetahui alasan jatuhnya korban dengan jumlah sebanyak itu.
"Kita harus betul-betul mengetahui, apa yang salah, kok sampai mengakibatkan begitu banyak jatuhnya korban," sambungnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini menyebut terjadi peningkatan korban jiwa pada Pemilu Serentak 2019. Korban jiwa yang dimaksud Titi adalah para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
"Jadi memang tahun ini, kalau saya bandingkan dengan 2004, 2009, dan 2014, 2019 adalah peristiwa di mana korban jiwa itu paling banyak," ungkap Titi di kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Minggu 21 April 2019.
Titi meminta pemerintah segera mengevaluasi Pemilu 2019. Menurutnya, kasus meninggalnya petugas KPPS karena kelelahan saat proses penghitungan suara tidak boleh kembali terulang.