Cerita Doa SBY Saat Ani Dituding Sakit Palsu: Semoga Pem-bully Tak Kena Kanker Darah

Cerita Doa SBY Saat Ani Dituding Sakit Palsu: Semoga Pem-bully Tak Kena Kanker Darah

sby dan ani

Foto: Tempo

 

Sumber.com - Ani Yudhoyono meninggal dunia. Kabar duka ini telah dipastikan setelah dicuitkan oleh Wasekjen Demokrat Andi Arief Sabtu (01/06). Ani menderita kanker darah dan dirawat di Singapura sejak beberapa bukan ke belakang. 

 

Sebelumnya sempat beredar kabar bahwa sakit yang diderita Ani adalah hoaks. Bahkan sempat pula Ani di-bully di media sosial. Susilo Bambang Yudhoyono pun sempat mengomentari kabar tersebut dan mendoakan agar mereka yang menyebut Ani sakit palsu tidak menderita penyakit yang sama, kanker darah.

 

"Saya ingin menyampaikan kepada mereka yang suuzan dan berprasangka buruk seperti itu, (mungkin mereka adalah saudara kami, muslimin atau muslimat), di bulan suci Ramadhan ini saya doakan agar yang bersangkutan dan keluarga yang disayanginya tidak mengalami penyakit kanker darah seperti yang diderita Ibu Ani, agar tak perlu merasakan penderitaan dan perjuangan hidup," ujar SBY melalui rekaman video yang ditunjukkan dalam acara buka bersama elite PD di kediamannya, Mega Kuningan, Jaksel, Senin (27/5/2019).

 

SBY mengatakan istri tercintanya itu sudah 4 bulan menjalani perawatan intensif di National University Hospital (NUH) di Singapura. Sejak itu pula SBY tak bisa maksimal melakukan kampanye untuk partainya selama Pemilu 2019, karena harus mendampingi Ibu Ani di Singapura.



"Saya dan Ibu Ani tidak bisa ikut berpartisipasi dan memimpin langsung kampanye Partai Demokrat, sebagaimana yang kami berdua lakukan sejak Pemilu 2004 dan Pemilu 2009, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden & wakil presiden," paparnya.



Presiden ke-6 RI itu menilai apa yang dialami istrinya sebagai takdir dan ujian dari Allah SWT yang harus dijalani dengan tabah. Namun, dia menyayangkan, di tengah perawatan istrinya, ada pihak yang mem-bully.




"Ketika beberapa saat yang lalu, ada kalangan yang menuduh dan mencerca kami berdua, bahwa seolah sakitnya Ibu Ani itu hanya jadi alasan buat SBY untuk tidak berkampanye, saya sungguh bersedih, dan Ibu Ani harus meneteskan air mata mendengarnya," katanya.

 

Padahal, lanjut SBY, Ibu Ani sangat menginginkan turun langsung ke lapangan untuk membantu perjuangan PD di Pemilu 2019, termasuk dirinya yang selama masa kampanye berada di Singapura.



"Saya dan Ibu Ani sungguh ingin terjun langsung ke lapangan untuk ikut berkampanye dalam Pemilu 2019 ini. Saya kira para kader masih ingat, 5 hari sebelum Ibu Ani pergi ke Singapura, dan kemudian divonis menderita leukemia dan harus dirawat hingga hari ini, kami berdua masih melakukan safari ke Sumatera Utara dan Aceh," jelasnya.

 

Diketahui, kabar meninggalnya Ani diucapkan oleh Andi Arief. 

 

Ani mengembuskan napas terakhir di National University Hospital (NUH), Singapura.



"Innalillahi wainnailaihi rojiun. Telah meninggal dunia Ibu Ani pada pukul 11.50 waktu Singapura. Semoga almarhumah husnul khotimah," tulis Andi Arief lewat akun Twitter-nya Sabtu (1/6/2019).