AHY Ketemu Megawati, Hubungan Demokrat - Prabowo CS Kelar?
Foto: Bisnis.com
Sumber.com - Salah satu petinggi Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa kali melakukan pertemuan dengan tokoh yang berasal dari kubu pemerintah. Terakhir, AHY bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Peneliti komunikasi politik Universitas Telkom Dedi Kurnia Syah mengatakan bahwa ada tujuan tersembunyi dibalik pertemuan AHY - Mega, meski secara teknis pertemuan tersebut tidak bermuatan politik.
“Pertemuan dua klan politik, meskipun tidak secara teknis berurusan dengan politik, ia tetap saja bermuatan politis, karena komunikasi politik itu dinamis, tidak saja apa yang terlihat, tetapi memuat apa yang menjadi impact atau tujuan tersembunyi,” kata Dedi dalam keterangan persnya yang diterima wartawan, Jumat (7/6/2019).
Meskipun dalam momentum lebaran, pertemuan tersebut disinyalir akan berdampak politis. Terlebih selama ini hubungan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati terbilang buntu. Dedi menilai akan ada hubungan baru yang dibangun melalui generasi AHY dan Puan sebagai penerus keluarga Demokrat dan PDI Perjuangan.
“Tentu sisi baiknya adalah silaturahim yang sengaja dibangun, hanya saja naif jika tidak melihat pertemuan ini berimbas politik kedua klan tersebut,” ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa belakangan bahwa ada beberapa pernyataan dari SBY yang justru bertolak belakang dengan Prabowo Subianto. Hal tersebut mengindikasikan bahwa hubungan Demokrat - Prabowo sudah mulai renggang.
“Dan sekarang dengan harmoni pertemuan Megawati. Tentu, itu cukup menjelaskan SBY berada di seberang Prabowo secara etika politik,” imbuh Dedi.
Perlu diketahui bahwa dalam momentum Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah, keluarga AHY dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) bersama istri datang ke Istana Merdeka untuk silaturrahmi dengan Presiden Joko Widodo dan keluarga. Tak lama dari silaturrahmi itu, mereka juga bersilaturrahmi ke kediaman Megawati Soekarnoputri di Tengku Umar Menteng.