Dapat Penghargaan Tertinggi dari Presiden Prancis, Kante Ternyata Pernah Jadi Pemulung untuk Bantu Kehidupan Keluarganya

Dapat Penghargaan Tertinggi dari Presiden Prancis, Kante Ternyata Pernah Jadi Pemulung untuk Bantu Kehidupan Keluarganya

960 5

N'Golo Kante terima penghargaan tertinggi dari Presiden Emmanuel Macron via givemesport.com

 

Sumber.com - Para pemain Tim Nasional Prancis baru saja mendapatkan penghargaan tertinggi (Legion of Honour) dari Presiden Emmanuel Macron di Istana Kepresidenan. Acara ini digelar untuk memberikan medali kehormatan kepada skuat Les Bleus yang berhasil membawa Tim Nasional Prancis menjadi juara di ajang Piala Dunia 2018 Rusia. 

 

Upacara pemberian bintang tertinggi ini secara langsung diberikan oleh Emmanuel Macron. Para penggawa Timnas Prancis terlihat bahagia, senang dan bercampur rasa gugup karena berhadapan langsung dengan sang Presiden. Dari banyaknya penggawa Les Bleus yang mendapatkan gelar tertinggi di negara Prancis tersebut. Sosok N'Golo Kante telah mampu menyita perhatian publik dan jagat dunia maya.

 

Saat menerima gelar tersebut, Kante masih terlihat muncul dengan penampilannya yang sederhana. Ia pun terlihat cukup canggung ketika presiden Prancis Emmanuel Macron menyematkan medali Legiun Kehormatan kepada pemain Chelsea ini. Kante memang dikenal sebagai sosok pemain yang pemalu serta sederhana. Bahkan saat berhasil mengantarkan negaranya menjuarai Piala Dunia 2018. Ia pun harus mendapatkan bantuan dari rekan setimnya untuk bisa mengangkat trofi dan berfoto dengan trofi yang diidamkan 32 negara terbaik di dunia.

 

 

 

Perjalanan hidup dan karier Kante sebagai pemain sepakbola profesional memang dilalui dengan tidak begitu mudah. Sebagai informasi, Kante sudah ditinggal pergi oleh ayahnya pada saat ia berusia 11 tahun. Setelah ditinggal pergi untuk selamanya oleh sang ayah, Kante dilaporkan pernah bekerja sebagai pemulung untuk membantu kehidupan keluarganya.

 

Usai berhasil mempersembahkan gelar juara untuk Prancis, Kante juga sempat dilanda kabar buruk. Kakak kandungnya, Niama, telah meninggal dunia ketika Kante sedang bertugas bersama Timnas Prancis. Sang kakak meninggal dunia setelah terkena serangan jantung yang begitu mendadak.

 

Tak hanya perjalanan hidup yang cukup sulit telah dialami oleh Kante. Pemain berusia 28 tahun ini pun harus melalui karier sepakbolanya mulai dari titik terendah dan bermain di Ligue 2 (kompetisi kasta kedua sepakbola Prancis pada tahun 2012. Setahun berselang, Kante berhasil naik kasta ke Ligue 1. Di tahun 2015, ia mulai memberanikan diri untuk merantau ke Inggris dan bergabung bersama Leicester City. 

 

Di musim perdananya bersama The Foxes, Kante berhasil meraih gelar juara Liga Inggris. Sejak saat itu, banyak anggapan yang mengatakan di mana ada Kante maka tim yang dibelanya akan selalu meraih gelar juara. Hal ini terbukti ketika sang pemain hijrah ke Chelsea di musim 2016/17, The Blues kembali berhasil dibawanya menjadi juara Liga Inggris serta FA Cup. Kante juga sukses merebut trofi Piala Dunia bersama Timnas Prancis pada tahun lalu. 

 

Di tahun ini, sang pemain berhasil memberikan gelar juara kembali kepada Chelsea dengan menaklukkan kompetisi Europa League. Hanya berselang beberapa pekan pasca keberhasilannya memberikan trofi Europa League kepada tim yang dibelanya. Kante mendapatkan penghargaan tertinggi dari Presiden Prancis atas jasanya yang berhasil membuat sepakbola Prancis disegani oleh negara-negara lain di belahan dunia.

 

Légion d'Honneur ini sendiri merupakan penghargaan tertinggi yang bisa diterima oleh warga sipil dan militer di Prancis. Gelar ini dibagi menjadi lima tingkatan derajat, Chevalier (Knight), Officier (Officer), Commandeur (Commander), Grand Officier (Grand Officer) and Grand Croix (Grand Cross).