Kivlan dan Soenarko Makar, Tapi Kenapa Banyak Yang Bela?

Kivlan dan Soenarko Makar, Tapi Kenapa Banyak Yang Bela?

sunarkoo e1558459812779

Ilustrasi Via Blogger

 

Sumber.com - Salah satu purnawirawan TNI Kivlan Zein ditetapkan sebagai tersangka terkait dugaan makar. Dalam hal ini Kivlan tak sendiri, salah satu purnawirawan lainnya, Soenarko, juga harus menghadapi kasus hukum yang sama.

 

Kivlan dan Soenarko juga disangkakan soal kepemilikan senjata api ilegal yang konon akan digunakan untuk kerusuhan Aksi 22 Mei. Namun meski telah ditetapkan sebagai tersangka, banyak diantaranya yang membela mereka.

 

Mantan Kepala Badan Intelijen ABRI Mayor Jenderal (purn) Zacky Anwar Makarim mengaku kaget bahwa untuk pertama kalinya ada Eks Danjen Kopassus yang diadili karena makar. 

 

"Saya dua puluh tahun berdinas di Kopassus, saya terpanggil ada komandan jenderal Kopassus akan diadili soal makar," kata Zacky saat menghadiri konferensi pers yang digelar tim kuasa hukum mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayjen (purn) Soenarko di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Jumat, 31 Mei 2019.

 

Zacky menyebut bahwa karena penangkapan tersebut, ada 300 Mantan Kopassus yang ingin menjenguk Soenarko. Zacky mengaku mendapat kunjungan dari ratusan purnawirawan Kopassus yang tinggal dari sejumlah daerah. Ada yang dari Serang, Banten, Jawa Barat, Solo, Jawa Tengah, dan Jakarta.

 

Zacky mengatakan ada pula purnawirawan Kopassus generasi yang amat senior, yaitu Trikora. Menurut dia, mereka menyampaikan kerisauan luar biasa atas penangkapan dan penahanan Soenarko.




"Ini ada (Mayor) Jenderal Heros Paduppai, kemarin dia bawa 60 orang dari Serang, yang mau datang 300 orang. Dia bawa nengok Soenarko," kata Zacky.



Zacky bercerita dia berada di rumah tahanan militer di Guntur, Jakarta Selatan, tempat Soenarko diterungku ketika para purnawirawan itu datang. Dia mengaku sampai harus menenangkan mereka dan para istri yang juga ikut dalam rombongan. Sebab, kata dia, akhirnya jumlah pengunjung di rutan dibatasi hanya untuk 80 orang.

 

Sementara pembelaan juga datang dari pemerintah. Salah satunya datang dari Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu. 

 

Ryamizard berkata dirinya tak yakin dengan ancaman pembunuhan terhadap Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan, serta Stafsus Presiden bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere. Bagi Ryamizard, itu sebatas gertakan semata.

 

"Saya rasa tidak begitulah. Masak sesama anak bangsa begitu? Mungkin hanya ngomong saja itu. Misalnya, kan, kita ngomong, nanti gue gebukin lu. Kan, belum tentu gebukin. Ya, kita tahulah yang namanya politik, kan, memang begitu," ujar Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/5/2019).

 

Tak hanya itu, alumni Akabri 1974 ini menyangsikan sangkaan penyeludupan senjata yang dilakukan mantan Danjen Kopassus, Mayjen (purn.) Soenarko. Menurut Ryamizard, senjata berjenis M16 yang dituding sebagai senjata selundupan memang telah dimiliki Soenarko yang notabene sering ikut operasi peperangan.

 

"Senjata sudah ada dari dulu. Kan, dia perang terus, di Tim Tim [Timor Timur], di Aceh, mungkin [M16] senjata rampasan di situ," imbuh mantan KSAD ini.

 

Sehari berselang, Ryamizard mengomentari kasus makar yang menyeret Mayjen (purn.) Kivlan Zen. Bahkan, Kivlan juga jadi tersangka dalam kasus hoaks serta kepemilikan senjata ilegal. Bagi Ryamizard, kasus makar yang disangkakan kepada Kivlan membikin dirinya sedih. Ia berharap para purnawirawan jenderal ini seharusnya tidak berbuat hal yang tak baik dan malah mencoreng citra yang mereka miliki selama ini.

 

"Teman-teman kita gugur baik di Aceh, Papua, terutama di Timtim. Nah, ini sisa-sisa yang belum gugur ini kenapa jadi begitu? Nah, ini saya kalau dikatakan sedih, sedih saya," kata mantan KSAD itu, Kamis (30/5/2019) sebagaimana dikutip dari Antara.