Satu Rutan Dengan Napi Teroris, Novanto Langsung Sakit

Satu Rutan Dengan Napi Teroris, Novanto Langsung Sakit

novantogunung sindur

Foto: Kompas

 

Sumber.com - Tersangka Korupsi e-KTP Setya Novanto telah dipindahkan dari Lapas Sukamiskin ke Lapas Gunung Sindur. Ini dikarenakan Novanto sebelumnya tertangkap basah plesiran ke sebuah toko bangunan di Padalarang, Bandung. Di Gunung Sindur, mantan Ketua Golkar itu harus berkumpul dengan napi teroris, narkoba hingga ada pula yang juga terpidana kasus korupsi. 

 

"Yang Rutan itu khusus teroris. Kalau yang Lapas kan umum, ada terorisnya, ada narkobanya, ada tipikornya," ujar Kepala Lapas Kelas III Gunung Sindur, Sopiana, mengutip Antara di Bogor, Sabtu 15 Juni 2019.

 

Sopiana menjelaskan Rutan khusus narapidana teroris ini sebagian kecilnya tetap dihuni oleh narapidana kasus lain. Apabila dihitung, dari seratusan narapidana teroris, hanya sekitar 20 narapidana dengan kasus selain terorisme. Artinya lapas tersebut memang didominasi oleh tahanan terorisme. 

 

"Pidana narkotika ada juga di situ, yang berat-berat ada juga di situ. Lebih dominannya teroris, kalau yang umum enggak begitu banyak kurang lebih sekitar 20 napi," kata Sopiana.

 

Sehari di Gunung Sindur, Novanto mengeluh sakit. Kepala Rutan Gunung Sindur, Agus Salim menuturkan, selama di rutan, Setya Novanto mengeluhkan sakit yang dideritanya, seperti tangan yang bengkak di sebelah kiri.

 

"Mengeluh jantung, gula darah dan tangannya masih bengkak sebelah kiri. Karena dari Bandung kan juga baru pulang berobat," kata Sopiana seperti dikutip dari Jawapos, Selasa (18/6/2019).

 

Dia mengatakan bahwa pengamanan di Gunung Sindur memang lebih ketat. Itu sebabnya, hingga saat ini belum ada yang menjenguk Novanto.

 

"Belum ada yang menjenguk. Karena di rutan prosedurnya ketat. Hanya keluarga inti istri, anak, ibu dan bapak, lainnya tidak bisa," tambahnya.

 

Setnov pun dipastikan mendapatkan penjagaan ketat lantaran sel tersebut diperuntukan bagi warga binaan teroris dengan sistem pengamanan yang tinggi.

"Penjagaan super ketat dengan dijaga 21 Brimob. Masuk rutan saja sulit. Tapi tidak ada penempatan khusus bagi Setnov semuanya sama seperti napi lain," kata Agus.

Dia menuturkan, ada 350 CCTV sehingga dapat memantau seluruh narapidana.