Kenapa Perjalanan Pulang Terasa Lebih Cepat Dari Saat Berangkat?

Kenapa Perjalanan Pulang Terasa Lebih Cepat Dari Saat Berangkat?

62039 kenapa perjalanan pulang terasa lebih cepat daripada saat berangkat ini penjelasannya

Ilustrasi Via Blogger

 

Sumber.com - Kawan Sumber yang gemar travelling pastinya sering melakukan perjalanan, baik jarak dekat atau pun jauh. Nah, setiap perjalanan pulang pergi yang dilakukan pernahkah kamu mengalami perasaan bahwa meski jarang pulang pergi melewati jarak dan jalur yang sama, kenyataannya perjalanan pulang selalu terasa lebih cepat dibanding saat berangkat?

 

Sebaliknya, saat kita melalui jalan dan rute yang sama untuk pulang setelah mencapai tujuan, yang dirasakan justru berbeda. Waktu terasa berjalan lebih cepat, padahal masih berada di belahan bumi yang sama dengan zona waktu yang sama pula. Jarak yang ditempuh pun sama. Kira-kira, mengapa bisa begitu ya?

 

Fenomena perjalanan pulang terasa lebih cepat dibanding perjalanan pergi ini memiliki alasan ilmiah loh! Para peneliti yang tertarik dengan fenomena ini telah lama melakukan sebuah penelitian untuk menemukan penyebab serta alasan logis-nya. Mereka pun menyebut fenomena ini sebagai return trip effect, dimana seseorang merasa bahwa perjalanan pulang yang ditempuhnya terasa lebih sebentar alias singkat dibanding ketika perjalanan berangkat.

 

Meski terasa lebih cepat, kenyataannya perjalanan pulang tidak memakan waktu yang lebih sedikit dibanding perjalanan pergi. Dengan jarak tempuh yang sama, sudah bisa dipastikan bahwa perjalanan pulang memiliki durasi yang sama dengan perjalanan pergi. Lantas, apa yang membuatnya terasa lebih singkat? Coba tebak kenapa ya?

Perjalanan pergi atau berangkat yang terasa lebih lama, ternyata merupakan efek dari cara kerja otak kita. Saat perjalanan pergi, otak kita cenderung lebih fokus, sehingga persepsi otak terhadap waktu pun menjadi lebih lama. Sedangkan saat perjalanan pulang, terlebih jika kita melewati jalan yang sama, maka otak kita akan merasa lebih familiar dengan kondisi jalanan yang ditempuh.

 

Dengan begitu, otak kita tidak akan terlalu fokus yang berimbas pada persepsi otak terhadap waktu menjadi lebih singkat. Oleh karena itu, fenomena return trip effect ini lebih sering terjadi pada orang-orang yang bepergian ke tempat baru dibanding ke tempat-tempat yang biasa dilalui setiap harinya.