KPU Akui Ada 105 Data C1 Yang Salah Input, 26 Dari Aduan Warga dan 79 Monitoring Internal
Foto: Jarrak
Sumber.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengakui bahwa pihaknya melakukan kesalahan input form C1 ke Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng). Komisioner KPU, Viryan Aziz mengatakan ada 105 kesalahan petugas melakukan entry data. Viryan mengaku salah entry data ini berdasar dari laporan masyarakat dan juga pengawasan internal.
“Kekeliruan entry ada 105, dan laporan masyarakat 26 kemudian monitoring internal 79,” ujar Viryan di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (24/4).
Viryan menambahkan bahwa saat ini KPU terus memperbaiki kesalahan tersebut dan 64 data diantaranya telah direvisi. Dia menyebut bahwa revisi tersebut sebagai bukti bahwa KPU bersungguh-sungguh menjaga proses agar tetap berjalan dengan baik.
“Makanya KPU bersunggung-sungguh menjaga proses ini tetap berjalan untuk diperbaiki,” sambungnya.
Lebih lanjut Viryan menegaskan Situng bukanlah merupakan hasil akhir rekapitulasi suara yang ditetapkan KPU. Karena penghitungan dilakukan secara manual dengan metode berjenjang mulai dari kecamatan, kabupaten, provinsi sampai tingkat nasional.
“Situng ini bukan hasil yang ditetapkan oleh KPU, situng sebagai bentuk transparansi dan keterbukaan KPU,” pungkasnya.
Sementara itu, mantan Ketua MK Mahfud MD datang ke kantor KPU memantau secara langsung di server KPU, menyebut kesalahan input data ditemukan pada masing-masing pasangan calon baik Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi.
"Bukan hanya terjadi dan hanya memenangkan satu paslon. Dua paslon sama-sama mendapat keuntungan dan kerugian dari beberapa kesalahan entri itu. Jadi tak mungkin itu terstruktur. Kalau terstruktur ini samalah, tapi kalau tidak percaya juga nanti ada forum hukum yang menyelesaikan," kata Mahfud.
Selain itu, Mahfud memastikan server pengelolaan data berada di Kantor KPU, bukan seperti info yang beredar berada di luar negeri.
"Kami tadi melihat sendiri bahwa server pengolahan data itu ada di sini. Bohong kalau dibilang itu ada di Singapura, orangnya juga Indonesia semua enggak ada bule, asingnya. Karena itu masyarakat harus tenang jangan sampai pemilu ini dirusak hoaks," tandasnya.