Filosofi "Gegenpressing" Klopp Terinspirasi dari Ide Brilian Wolfgang Frank dan Arrigo Sachi

Filosofi "Gegenpressing" Klopp Terinspirasi dari Ide Brilian Wolfgang Frank dan Arrigo Sachi

bild klopp frank

Klopp dan Wolfgang Frank via Bild

 

Sumber.com - Klopp memang belum mendapati gelarnya sejak 4 tahun melatih Liverpool sebagaimana yang dia janjikan ketika dia menandatangani kontrak sebagai pelatih Liverpool menggantikan Brendan Rogers. Namun dari segi taktik dan permainan, publik pecinta Liverpool tentu bangga akan apa yang telah dicapai Klopp bersama Liverpool.

 

Klopp mampu menerapkan filosofinya yang dahulu dia ciptakan di Jerman bersama Mainz dan Dortmund, untuk diterapkan di klub sebesar Liverpool dengan sempurna. Hasil 30 kemenangan dan 1 kali kalah namun tidak jadi juara memang pahit, namun setiap musim Klopp mampu menyempurnakan filosofinya satu demi satu dari sebuah kelemahan menjadi kekuatan.

 

Dia membenahi satu-satu posisi mulai dari lini depan, tengah, belakang dan terakhir kiper dengan kedatangan Allison dan mulai menjelma menjadi tim yang disegani di Eropa dengan 2 final berturut-turut. Klopp bahkan menaklukan Messi bukan dengan cara bertahan ala Mourinho dengan strategi parkir busnya tapi melakukannya dengan gaya sebaliknya, menyerang dengan pressing ketat di setiap jengkal lapangan.

 

Klopp pun pelatih yang pandai dalam memanfaatkan potensi pemain mulai dari pemain biasa-biasa saja seperti Virgil Van Dijk, Andy Robertson hingga Roberto Firmino hingga dibuatnya naik kelas menjadi pemain kelas satu. Pelatih 49 tahun ini bahkan tidak anti dengan bakat muda, karena Trent Alexander Arnold, Joe Gomez, Ben Woodburn berani dimainkannya. Dia bahkan mempersilahkan Coutinho pergi dengan raupan ratusan juta euro ke Barca dan tak kesulitan mencari penggantinya.

 

Ketika ditanya dalam sebuah wawancara Monday Night Football di TV Inggris beberapa waktu lalu oleh Jamie Carragher yang pernah dilatihnya, Klopp pun menjawab 2 pelatih yang menjadi inspirasinya. Dilansir dari Telegraph, Klopp menyebutkan nama Wolfgang Frank dan Arrigo Sachi. Siapa mereka?

 

Wolfgang Frank (Pelatih Mainz 04 kala Klopp menjadi pemain dan assisten pelatih)

 

"Wolfgang Frank adalah asal inspirasi saya melatih cetus Klopp. Sayang dia telah meninggal terlalu dini pada September 2013 di usia 62 tahun akibat kanker. Dia membawa taktik 4-4-2 ketika Jerman masih bermain dengan 3 center back dan itulah pertama kali kami dengan 4 bek dan kami bermain lebih baik saat itu." tutur Klopp mengenang

 

Kami hanyalah tim biasa, tidak dibayar dengan baik dan tidak banyak orang perduli terhadap klub. Namun saya belajar ada di situasi tersebut sebagai pemain maupun pelatih. Ketika saya ditunjuk menjadi pelatih beberapa tahun kemudian, dialah panutan dan inspirasi saya melatih. Dia adalah contoh sempurna bagi para pemain yang sekarang menjadi manajer dan pelatih diseluruh dunia.

 

Dia memperkenalkan 4-4-2 dengan keseimbangan dan fokus untuk menutup ruang lawan dan selalu membuat pengawalan pada setia pemain. Wolfgang Frank memberikan ide bagaimana hal tersebut menjadi revolusi bagi sepakbola Jerman dimana dia juga mengadopsi taktik dan gaya Arrigo Sachi dalam hal pressing dan bertahan.

 

Menurut Klopp, Wolfgang mengajarkan hal itu kepada para pemain dan menularkan ide-idenya yang dianggapnya brilian kepada tiap tim yang dilatihnya.

 

Arrigo Sacchi (Pelatih Milan "Dream Team" era 90an) 

 

 

Klopp bahkan belum pernah bertemu Sacchi. 'Tapi Klopp secara jujur belajar banyak dari taktiknya sebagai seorang pelatih dari gaya permainan Sacchi selama di Milan dan timnas Italia. Sacchi pula yang direferensikan oleh Frank bagi Klopp untuk belajar. Dan Klopp hampir saja membawa Liverpool meniru Milan tidak pernah terkalahkan 58 kali.

 

Secara personal dia takjub ketika Sacchi berhasil membawa ruang sempit bagi pemain dengan garis offside yang tinggi hingga setengah lapangan. Praktis apa yang terjadi di lapangan adalah ruang yang sempit dan transisi yang cepat untuk membuka ruang dan menyerang. Beruntung dahulu Milan mempunyai 4 maestro di lini belakang dalam diri Maldini, Baresi, Costacurta dan Tasotti yang sangat fasih dalam bertahan secara sempurna.

 

Di Liverpool, Klopp memberikan kesempurnaan dengan 2 wingbacknya yang aktif menyerang dan masing-masing baik Trent Alexander Arnold maupun Andy Robetson mengoleksi assist lebih dari 10 musim ini. Sementara duo center back sangat solid dan sulit dilewati dengan kehadiran Virgil Van Dijk dan Joel Matip/Dejan Lovren/Joe Gomez. 

 

Pressing yang kuat juga diadopsi dengan 3 gelandang pekerja keras Klopp yang diperankan Fabinho, Henderson dan Wijnaldum/Naby Keita/Milner. Seluruhnya sangat paham apa itu Gegenpressing dengan tidak memberikan sejengkal ruang bagi lawan. Messi dan Barcelona pernah tersiksa dengan hal ini kala kalah 4-0 di Anfield.

 

Klopp sebenarnya tidak perlu membuktikan apa-apa karena apa yang diraihnya bersama Mainz, Dortmund dan Liverpool sesungguhnya adalah sebuah inovasi dan penemuan baru dalam sepakbola modern yang secara sempurna disempurnakan dari pelatih-pelatih terdahulu yang menjadi inspirasinya. Good Job Klopp!