Wiranto Sebut Referendum Aceh Muncul Karena Muzakir Kalah Pemilu

Wiranto Sebut Referendum Aceh Muncul Karena Muzakir Kalah Pemilu

muzakir manaf

Foto: Blogger

 

Sumber.com - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyebut bahwa alasan munculnya Referendum Aceh untuk memisahkan diri dari NKRI adalah karena Muzakir Manaf kalah pemilu. Wiranto menilai, sallah satunya adalah karena Muzakir kalah di pilgub.

 

"Ya sangat boleh jadi lah (karena Pemilu kalah). Mungkin ada kekecewaan karena Pilgub kalah," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat, 31 Mei 2019.

 

Muzakir Manaf memang diketahui merupakan presiden dari Partai Aceh. Partai ini telah berpartisipasi di Pemilu Aceh sejak 2009. Wiranto mengatakan partai ini terus mengalami penurunan jumlah suara dari sejak dibentuk hingga saat ini.


"Kalau enggak salah pemilu pertama dia ikut tahun 2009 itu kursinya 33, lalu 2014 tinggal 29. Sekarang kalau gak salah tinggal 18 kursi. Sangat boleh jadi (karena pemilu) saya katakan," tambah Wiranto.

 

Wiranto juga menyebut bahwa saat ini di Indonesia memorandum sudah tidak relevan dan tidak bisa digunakan sebab hukum tidak mengizinkannya.

 

"Jadi ruang untuk referendum dalam hukum positif di Indonesia sudah tak ada, jadi enggak relevan lagi," tuturnya. 

 

Sebelumnya, isu referendum di Provinsi Aceh ini sempat diserukan oleh mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kini menjabat sebagai dan Ketua Partai Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem. Muzakir sendiri menjadi tim sukses pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.



Seruan itu dikatakan Muzakir dalam sambutannya pada peringatan wafatnya Wali Negara Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Muhammad Hasan Ditiro di Gedung Amel Banda Aceh, Senin (27/5) lalu. Pada kesempatan itu, Muzakir meminta Aceh referendum karena alasan kondisi keadilan dan situasi demokrasi di Indonesia tak menentu saat ini.



"Alhamudlillah, kita melihat saat ini, negara kita di Indonesia tak jelas soal keadilan dan demokrasi. Indonesia diambang kehancuran dari sisi apa saja. Itu sebabnya, maaf Pak Pangdam, ke depan Aceh kita minta referendum saja," ujar Muzakir.