DPT Siluman, Antara Ada dan Tiada
Foto: Beritasatu
Sumber.com - Kubu 02 optimistis pihaknya akan menang dalam gugatan Sengketa Pilpres 2019 yang dilayangkan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Salah satu alasan yang mendukung kemenangan adalah kesaksian Idham Amiruddin yang mengungkap adanya Daftar Pemilih Tetap (DPT) siluman.
Temuan tersebut menunjukan adanya 22 juta DPT siluman yang memiliki NIK rekayasa, pemilih ganda hingga pemilih di bawah umur.
“Berdasarkan keterangan saksi Idham Amiruddin telah ditemukan 22 juta DPT siluman dalam bentuk NIK rekayasa, pemilih ganda dan pemilih di bawah umur,” katan Ketua Tim Kuasa Hukum Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/6).
BW mengatakan bahwa sebelumnya temuan tersebut telah dilaporkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), namun hingga saat ini tidak pernah ditindak lebih lanjut.
“Pemohon juga telah melaporkan soal DPT Siluman tersebut ke Bawaslu RI, namun laporan tersebut tidak pernah ditindaklanjuti,” sambungnya.
Sementara, KPU sendiri mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan data secara detail, sedangkan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno hanya mengungkapkannya secara umum. KPU mengklaim bahwa tim Prabowo hanya mempermasalahkan 3 TPS dari total 800 ribu TPS.
"Apa yang mau dibuktikan terkait DPT Siluman, bila detail data tersebut tidak ada? Apakah sampai lebih 400-an ribu TPS atau hanya beberapa TPS? Bisa dicek sendiri, yang didalilkan C7 bermasalah hanya 3 TPS dari 800 ribuan TPS," ujar komisioner KPU Viryan Aziz saat dihubungi, Selasa (25/6/2019).
Viryan menyebut tudingan tim Prabowo terkait DPT siluman berdasarkan klaim forensik C1 (catatan hasil penghitungan suara). Hal ini dikarenakan tidak adanya bukti atas tuduhan DPT siluman.
"Tudingan DPT siluman berdasarkan klaim digital forensik form C1, tidak mungkin bisa diketahui DPT siluman berdasarkan form C1. Hal tersebut terbukti dari tidak adanya data detail bukti tuduhan DPT siluman 22 juta," kata Viryan.
Menurut Viryan, tudingan tim Prabowo terkait DPT selama proses pemilu tidak terbukti. Dimulai soal adanya tudingan DPT ganda 25 juta hingga 31 juta.
"Tuduhan dan klaim DPT bermasalah sejak awal selalu tidak terbukti dan tidak benar, sejak September 2018 sampai sekarang. Mulai dari September-Desember, DPT ganda 25 juta, pemilih gila 14 Juta, DPT susulan 31 Juta, semuanya tidak terbukti," pungkasnya.