Benarkah Makanan Memengaruhi Mood Seseorang? Begini Penjelasannya

Benarkah Makanan Memengaruhi Mood Seseorang? Begini Penjelasannya

Untitled2

Ilustrasi via IDNTimes

 

Sumber.com - Kaitan antara makanan dengan diabetes, penyakit jantung dan obesitas sudah diketahui. Tetapi bisakah yang Anda makan juga memengaruhi kesehatan mental Anda?

 

Pada abad pertengahan, orang percaya bahwa apa yang mereka makan memengaruhi suasana hati mereka. Jika menginginkan rangsangan erotis, maka mengonsumsi telur, daging sapi, dan delima adalah pilihannya. Merasa sedih? mereka akan makan kurma dan bunga Elder.

 

Penelitian yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Lina Begdache, asisten profesor studi kesehatan dan kesejahteraan di Binghamton, New York, menemukan bahwa orang dewasa muda (di bawah usia 30 tahun) yang makan makanan cepat saji lebih dari tiga kali seminggu, mendapat skor lebih tinggi pada tingkat tekanan mental.

 

"Mereka yang berada di ruang kerjanya dan makan daging tiga kali seminggu memiliki lebih banyak masalah kesehatan mental. Kami terkejut dengan ini, tapi suasana hati dan hati terkait dengan triptofan dan zat kimia 'perasa' otak," ujarnya dilansir Guardian, Senin, 3 Juni 2019.

 

Sementara untuk orang dewasa di atas 30 tahun, penelitian menemukan bahwa makan lebih sedikit karbohidrat dan lebih banyak mengonsumsi buah dapat mengurangi kecemasan dan depresi. Buah-buahan mengandung antioksidan tinggi yang melindungi otak.

 

Menurut jurnal kesehatan Harvard, 95 persen serotonin diproduksi di saluran gastrointestinal. Kemudian, saluran yang dilapisi oleh jutaan neutron ini akan membuat hubungan antara makanan dan suasana hati lebih jelas karena sekali kita makan maka sistem pencernaan tidak hanya akan menghancurkan dan mencerna makanan saja namun secara bersamaan juga memandu emosi kita.

 

Di dalam tubuh, terdapat neurotransmitter yaitu pembawa sinyal ke sel-sel otak atau neutron. Dan salah satu neutrotransmitter yang telah diidentifikasi selama bertahun-tahun adalah 'hormon kebahagiaan' atau sering disebut dengan serotonin.

 

Jika makanan sudah dicerna, serotonin pun akan bekerja untuk menentukan rasa kenyang yang didapat sehingga suasana hati setelah makan juga bisa ditentukan oleh adanya hormon ini. Oleh karena itu, pilihlah makanan yang sekiranya bisa membuat kamu lebih senang dan tentunya lebih sehat.

 

Lebih lanjut, ujar dia, studi menunjukkan bahwa diet Mediterania sama baiknya untuk otak sama halnya baik bagi tubuh Anda. Diet Mediterania merupakan diet yang fokus pada makanan nabati seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Diet ini jarang mengonsumsi gula dan tepung, lemak dan daging. Sumber protein berasal dari ikan, telur, susu dan unggas.

 

"Ia memiliki semua komponen yang penting bagi struktur otak yang sehat," kata Begdache.

 

Hubungan antara diet dan suasana hati sangat individual, tetapi Begdache mengatakan, ada beberapa penelitian yang menunjukkan peningkatan suasana hati setelah dua minggu.

 

Baca juga: Ingin Mudik Tetap Bugar? Yuk Intip Tipsnya Agar Sehat Sampai Kampung Halaman

 

Baca juga: H-6 Lebaran 2019, Total 373 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta